Ini merupakan perjalanan pertama Kami menuju Pulau Nunukan, tepatnya Rabu 10 Agustus Kami melakukan perjalanan menuju Pulau Nunukan Kalimantan Utara dengan pesawat udara. Seharusnya kami berangkat tetapi tepat pukul 05:00 WIB, namun harus mundur 1 jam dikarenakan operasional Terminal 3 Ultimate Bandar Udara Soekarno Hatta yang baru. Ini juga pertama kali kami menggunakan Terminal 3 Ultimate. Terminal ini adalah terminal kebanggaan Bangsa Indonesia, karya anak Indonesia, yang kemegahannya diprediksi akan menyaingi Bandar Udara Changi Singapore.?Tidak dipungkiri bahwa kondisi Terminal 3 belum dapat digunakan sepenuhnya, namun tata ruang dan nuansanya sudah terasa megah, nyaman, bersih, dan menarik.
Perjalanan menuju Nunukan harus transit di Balikpapan dan Tarakan, tepat pukul 06.00 WIB pesawat kami take off menuju Balikpapan. Cuaca cerah menemani perjalanan kami, guncangan kecil pun tidak mengganggu kesenangan perjalanan kami. Pukul 09:14 WITA kami mendarat di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan untuk transit menuju Tarakan. Penundaan penerbangan ke Balikpapan juga menyebabkan penundaan penerbangan ke Tarakan karena harus menunggu penumpang transit dari Jakarta. Perjalanan menuju Tarakan ditempuh dalam waktu 50 menit dan menggunakan pesawat lebih kecil jenis Bombardier CRJ 1000. Pesawat kami mendarat di Bandara International Juwata Tarakan pada pukul 11.35 WIB. Penerbangan menuju Tarakan yang tertunda menyebabkan kami tertinggal pesawat menuju Nunukan. Oleh karena itu, perjalanan menuju Nunukan kami lanjutkan menggunakan moda angkutan transportasi laut.
Dari Bandara Tarakan kami menuju Pelabuhan Tengkayu. Tepat pukul 13:00 WITA, Kapal Motor Tri ?Putri Tunggal Dewi yang kami naiki berlayar menuju Nunukan. Perjalanan ditempuh dalam waktu 3 Jam.Tepat pukul 15:30 WITA kapal kami bersandar di POS Lintas Batas Laut Liem Hie Djung, akhirnya kami sampai di Bumi Penekindi Debaya Nunukan.
Di Nunukan kami menginap di Hotel Marvell, hotel tersebut tepat berada di depan alun-alun Kota Nunukan.
Keesokkan hari kami menuju Bandara Nunukan untuk melaksanakan tugas. Bandara Nunukan cukup besar untuk Bandara setara Kelas IV di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Pada Bandara ini hanya dilayani oleh dua Operator Perusahaan Penerbangan, yaitu Kalstar dan Susi Air. Hal yag disayangkan adalah Terminal Bandara kurang mendapat perawatan yang baik dari pihak Pengelola bandara, dikarenakan terminal tersebut masih milik Pemerintah Daerah. Apabila pihak pengelola bandara melakukan perawatan maka akan menyalahi peraturan yang berlaku.
Salah satu fasilitas unggulan yang menjadi terobosan di Bandara Nunukan meliputi air minum gratis. Dari segi keselamatan, Bandara Nunukan menerapkan pemeriksaan keselamatan dan keamanan secara ketat kepada siapapun penumpang yang akan berangkat dari Bandara Nunukan. Sayangnya adanya ruang VIP yang tidak dilengkapi Fasilitas X-Ray sehingga bisa membahayakan keselamatan dan keamanan Bandara tersebut
Selesai melaksanakan tugas saya kembali ke hotel dan jalan-jalan di kota Nunukan. Kota Nunukan merupakan kota yang bersih, dipimpin oleh seorang bupati. Bupati Nunukan, Ibu Asmin Laura Hafid merupakan Bupati Perempuan pertama di Nunukan. Beliau merupakan Bupati yang cantik dan masih muda serta membawa harapan menjadikan kota Nunukan lebih baik lagi. Kota Nunukan adalah kota yang indah dengan Langit biru, polusi udara yang rendah, lalu lintas yang lengang.
Suasana malam kota Nunukan begitu indah tepat depan hotel kami menginap terdapat alun-alun dimana banyak masyarakat berkumpul sambil menghabiskan waktu malam, bahkan sebelum tidur kami masih bisa memandangi indahnya suasana malam hari kota Nunukan dari Hotel.
Tiba akhirnya kami harus mengakhiri perjalanan di Nunukan. Perjalanan kembali ke Jakarta melalui Tarakan dan Balikpapan kali ini tepat waktu sesuai jadual. Dari Nunukan kami menggunakan pesawat Kalstar jenis BAE 146-200 dengan nomor penerbangan KD-952. Setelah menempuh waktu 20 menit, kami sampai di Tarakan untuk melanjutkan perjalanan ke Balikpapan dan Jakarta menggunakan pesawat Garuda. Perjalanan yang cukup panjang tidak menjadikan pengalaman menikmati indahnya pulau Nunukan menjadi berkurang. Perjalanan mulai dari Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta yang megah dan baru hingga Bandara Nunukan memberikan arti pentingnya pelayanan prima yang harus kita berikan kepada penggunan moda transportasi udara. Tidak hanya kelaikkan pesawat saja yang perlu menjadi perhatian penting, namun pelayanan di Terminal juga perlu diperhatikan. Pelayanan harus disesuaikan dengan peraturan terkait standar pelayanan minimum, termasuk terkait kebersihan, keamanan, dan kenyamanan. Semoga pengawasan yang dilakukan Inspektorat Jenderal ke depan dapat mendorong pelayanan angkutan moda transportasi menjadi lebih baik lagi. Sampai jumpa pada perjalanan berikutnya….(VICO)