Seperti kita ketahui bersama dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, begitu pesatnya perkembangan teknologi yang berdampak langsung pada lingkungan kita di dalam kehidupan pribadi maupun sosial bahkan di dunia kerja. Pengaruh perkembangan teknologi di dunia kerja dapat kita saksikan secara kasat mata dengan banyak munculnya aplikasi-aplikasi yang bekerja secara offline maupun online, yang diperuntukkan dihampir seluruh bidang kerja meliputi sosial, ekonomi, hukum dan kemasyarakatan.
Semua sektor publik yaitu Kementerian/Lembaga Negara tidak ada yang tidak memiliki aplikasi dari tingkat penggunaan yang sederhana sampai dengan membutuhkan keahlian khusus untuk menggunakan perangkat tersebut. Sampai dengan saat ini, Kementerian Perhubungan diketahui memiliki 45 (empat puluh lima) aplikasi yang dibangun dari anggaran Kementerian Perhubungan yang sudah berjalan aktif maupun masih dalam tahap pengembangan terkait dengan pelayanan publik, pelaporan, manajemen internal kantor secara offline maupun online dan belum termasuk beberapa aplikasi yang digunakan namun dibangun bukan dari anggaran Kementerian Perhubungan, misalkan aplikasi-apiklasi pengelolaan keuangan dari Kementerian Keuangan, Aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, dan sebagainya.
Kita ketahui bersama, adanya perkembangan teknologi saat ini menyebabkan akan terus menerus berkembangnya teknologi informasi yang kemudian akan mempengaruhi setiap tahapan proses audit. Lantas, apakah anda percaya bahwa Auditor akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar, terutama dalam efisiensi dan efektivitas audit apabila menggunakan teknologi informasi dalam pekerjaannya atau tidak?
Menurut Arens et al. (2014), audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan terkait dengan tingkat kesesuaian suatru informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit ini tentunya harus dilakukan oleh orang yang mempunyai kompetensi dalam audit.
Audit merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengungkap adanya suatu kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sehingga dapat mengungkap apa akibat yang terjadi. Audit juga dapat mengungkapkan apa yang menjadi sebab ketidaksesuaian antara kondisi dan kriteria tersebut.
Perkembangan sistem teknologi informasi di dunia perkantoran, melahirkan suatu teknik bantu audit yang nantinya sangat diharapkan dapat memudahkan pekerjaan auditor yaitu Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) atau Computer Assisted Audit Techniques (CATTs). Bahkan apabila dioptimalkan dapat mendukung pelaksanaan tugas Auditor dalam mendeteksi fraud. TABK adalah penggunaan komputer dalam kegiatan pemeriksaan. TABK merupakan alat yang membantu Auditor dalam mencapai tujuan pemeriksaan yang mengacu pada prosedur pemeriksaan (audit) yang mengkhusukan untuk pengujian Data dan Perangkat Lunak.
TABK secara sederhana adalah penggunaan komputer dalam kegiatan audit yang berguna untuk mengumpulkan dan mengevaluasi data berbentuk elektronik untuk menjadi bukti audit. Untuk dapat memperoleh dan mengevaluasi data dalam bentuk elektronik, seorang auditor harus mengetahui teknik-teknik untuk mengakses dan menganalisa data elektronik yang disebut dengan Teknik Audit Berbantuan Komputer.
Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dalam audit antara lain telah diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (IAPI, 2011), PSA No. 59 (SA Seksi 327) tentang Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK). Dalam standar ini dijelaskan mengenai tipe dan manfaat TABK, pertimbangan dalam menggunakan TABK, langkah-langkah dalam menggunakan TABK, dokumentasi hasil pemeriksaan dengan TABK, dan penggunaan TABK dalam lingkungan komputer bisnis kecil. Manfaat TABK (IAPI, 2011) adalah:
Salah satu artikel Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), sesuai penelitian oleh Risky Muhayoca dan Nita Erika Ariani (Unsyiah, 2017) berjudul Pengaruh TABK, Kompetensi Auditor, Independensi, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh) dengan simpulan bawa TABK berpengaruh terhadap kualitas audit dan Keberadaan TABK sangat membantu auditor dalam melaksanakan pemeriksaan menjadi lebih mudah dan cepat untuk dikerjakan.
Dengan adanya keberadaan teknologi informasi merupakan hal yang mendasar bagi akuntan untuk dapat memahami proses bisnis klien dan menghadapi lingkungan audit yang tanpa kertas (paperless audit).
Pada waktu merencanakan audit, auditor harus mempertimbangkan suatu kombinasi semestinya teknik audit secara manual dan TABK. Dalam menentukan apakah akan digunakan TABK, faktor-faktor berikut ini harus dipertimbangkan:
Sesuai SA seksi 335 (PSA No.57) tentang Auditing dalam Lingkungan Sistem Informasi Komputer, pada paragraf 04 sampai dengan paragraf 06 menjelaskan tingkat keterampilan dan kompetensi auditor yang harus dimiliki bila melaksanakan suatu audit dalam lingkungan sistem informasi komputer dan memberikan panduan bila mendelegasikan pekerjaan kepada asisten dengan keterampilan sistem informasi komputer atau bila menggunakan pekerjaan yang dilaksanakan oleh auditor independen lain atau tenaga ahli yang memiliki keahlian di bidang sistem informasi komputer Secara khusus, auditor harus memiliki pengetahuan memadai untuk merencanakan, melaksanakan, dan menggunakan hasil penggunaan TABK. Tingkat pengetahuan yang harus dimiliki oleh auditor tergantung atas kompleksitas dan sifat TABK dan sistem akuntansi entitas.
Oleh karena itu, auditor harus menyadari bahwa penggunaan TABK dalam keadaan tertentu dapat mengharuskan dimilikinya jauh lebih banyak pengetahuan komputer dibandingkan dengan yang dimilikinya dalam keadaan lain.
Auditor juga harus mempertimbangkan kesesuaian fasilitas komputer dan sistem proses bisnis berbasis komputer yang diperlukan, untuk dijadikan pertimbangan Auditor merencanakan penggunaan TABK atas entitas auditi, sehingga Auditor memiliki harapan yang masuk akal TABK dapat digunakan dalam Audit.
Banyak sistem terkomputerisasi dalam melaksanakan tugas tertentu tidak menghasilkan bukti yang dapat dilihat. Dalam keadaan ini, tidaklah praktis bagi auditor untuk melakukan pengujian secara manual.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dengan TABK, antara lain:
Alat bantu yang penulis ketahui yang umum digunakan sebagai alat bantu TABK, antara lain:
Efektivitas dan efisiensi prosedur audit dapat ditingkatkan melalui penggunaan TABK dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti audit, contohnya antara lain:
Masalah yang berhubungan dengan efisiensi yang perlu dipertimbangkan oleh auditor meliputi:
Disadur dari berbagai sumber:
- Standar Profesional Akuntan Publik (IAPI, 2011), PSA No. 59 (SA Seksi 327)
- https://accounting.binus.ac.id/2017/06/20/computer-assisted-audit-technique-caats/
- https://natawidnyana.files.wordpress.com/2008/11/psa-no-59-tabk.pdf
- http://www.akuntansipoliban.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=83:penerapan-teknik-audit-berbantuan-komputer-tabk&catid=47:artikel&Itemid=106
- https://www.slideshare.net/CaturSetiawan/computer-assisted-audit-techniques-caats-tabk
- Risky Muhayoca dan Nita Erika Ariani. (Usyiah, 2016). Pengaruh Teknik Audit Berbantuan Komputer, Kompetensiauditor, Independensi, Dan Pengalaman Kerja Terhadapkualitas Audit(Studi Pada Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA)Vol.2, No.4, (2017)Halaman31-40
- https://itjen.kemenhub.go.id/wp-content/uploads/2018/02/continuous-auditing-di-ITJEN-rev.pdf
[ECS]