Kementerian perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan Direktoral Jenderal Perhubungan Udara memberangkatkan sedikitnya 68 orang disabilitas dari berbagai ragam. Terdapat 8 pengguna kursi roda, polio , paraplegia dan tetraplegia. 37 disabilitas netra, 6 daksa (bukan kursi roda), 1 tuli dan 16 pendamping (keluarga). 17 orang akan menempuh jalur udara dengan maskapai penerbangan Indonesia. 1 unit mobil akses, 1 elf regular dan 1 bus regular akan membawa 50 peserta MRAD lewat jalur darat. Pada kesempatan ini, pegawai disabilitas di Bagian Perencanaan Inspektorat Kementrian Perhubungan ditunjukan sebagai koordinator Nataru 2019 untuk disabilitas.
MRAD Nataru digelar 21 dan 23 Desember 2019 memberangkatkan 68 penyandang disabilitas dan pendamping atau keluarganya dengan tujuan Pulau Jawa, Medan, Padang, Manado, Pomalaa, Bali dan Kupang.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat, Budi Setiyadi menyebutkan Selain masyarakat umum, mudik gratis Nataru kali ini untuk pertama kalinya juga melibatkan penyandang disabilitas.
“Kita juga harus ingat bahwa ada saudara kita penyandang disabilitas, kita siapkan kendaraan,” kata dia, saat acara pelepasan, di Terminal Pulogebang, Jakarta, Sabtu (21/12/2019).
“Komitmen Kementerian Perhubungan yang memfasilitasi program Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) dalam rangka Natal dan Tahun Baru (Nataru) sangat dipresiasi para penyandang disabilitas. Dalam kesempatan yang sama, perempuan pengguna kursi roda, Lili Fransisca (60), mengungkapkan perasaannya yang sangat bahagia karena bisa merayakan Natal untuk pertama kalinya di Batu Bara, Sumatera Utara, bersama suami yang juga memakai kursi roda. Melalui MRAD Nataru ini keduanya mendapat tiket pesawat pulang-pergi gratis Jakarta-Medan. Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air dan AirAsia ikut berkontribusi.
Pelepasan Mudik Natal dan Tahun baru 2020 oleh Dirjen Perhubungan Darat di Terminal Pulo Gebang
Meskipun masih banyak disabilitas yang belum terakomodasi dalam mudik gratis program MRAD Nataru perdana ini, tetapi keterbukaan Kementerian Perhubungan untuk terlibat dan menerima masukan atas tanggung jawabnya memperbaiki akses moda transportasi bagi disabilitas adalah langkah positif.
Tujuan MRAD Nataru untuk memberikan kesempatan yang sama kepada disabilitas Kristen dan Katholik untuk mudik sebagaimana disabilitas Muslim yang sudah melakukannya empat kali lebaran Idul Fitri sejak 2016.
MRAD Nataru perdana ini juga melakukan serangkaian uji coba atau audit pelayanan transportasi penerbangan agar pemerintah memperhatikan masukan dari disabilitas, sehingga terpenuhi asas kegunaan (manfaat), kemudahan, kesetaraan, kemandirian, keselamatan (keamanan) untuk semua moda transportasi di Indonesia (CTR)